Sebanyak kurang lebih 500 pesilat dari 24 provinsi di Indonesia melaksanakan pertemuan setelah Hari Raya Idul Fitri atau Halal bi Halal di Ponpes Dzikir Al Fath, Kota Sukabumi, Sabtu 12 April 2025.

Para pesilat dari Perguruan Silat (PS) Sang Maung Bodas menampilkan jurus khasnya seperti Golok Kala Petok, Maung Keubet, dan Panca Kinanti. Kemudian kesenian khas main Boles dan Ngagotong Lisung juga diperlihatkan. 

Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath sekaligus Guru Besar PS Sang Maung Bodas KH Fajar Laksana mengatakan, kegiatan ini adalah upaya untuk membumikan pencak silat sebagai World Intangible Cultural Heritage yang telah ditetapkan UNESCO. 

“Dalam silat syawal ada tampilan-tampilan pencak silat khusus dari Paguron Silat Sang Maung Bodas yang hari ini udah ada di kurang lebih 24 provinsi. Dan sekarang ini buka cabang lagi di Singapura,” katanya, Minggu 13 April 2025.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan seni budaya yang telah menjadi ikon Kota Sukabumi yaitu Boles atau main lempar bola api. Boles saat ini sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) pada tahun 2024.

Oleh karena itu, dalam momen Silat Syawal pihaknya memberikan apresiasi kepada beberapa lembaga yang telah berperan aktif dalam menjadikan kesenian Boles dikenal di tingkat nasional hingga internasional. 

Beberapa lembaga yang diberikan penghargaan di antaranya adalah IPSI Kota Sukabumi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Dinas Pemuda dan Olahraga, dan KORMI Kota Sukabumi. 

“Lembaga IPSI kota Sukabumi adalah lembaga dari awal yang memberikan peluang mengenalkan boles di lingkungan pencak silat. Setelah dikenal, lalu oleh Dinas Olahraga diberikan peluang untuk mengikuti lomba olahraga tradisional di tingkat Jawa Barat namanya Oltrad dan akhirnya kita mendapatkan kemenangan juara pertama di provinsi Jawa Barat. Lalu dibawa oleh Dinas Olahraga ke tingkat nasional lalu kita juara terbaik tingkat 2 di Indonesia dalam festival olahraga tradisional. Kemudian akhirnya kita diutus dari Indonesia ke Portugal dalam festival olahraga tradisional tingkat internasional (Tafisa),” ucapnya. 

Saat ini Boles juga sudah menjadi cabang olahraga tradisional dalam eksibisi di Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat (FORNAS) 2023.

“Lalu oleh KORMI ini diberikan peluang dibesarkan lagi dengan dibuat menjadi induk olahraga maka jadi salah satu cabang olahraga rekreasi masyarakat Indonesia yang asli dari Sukabumi. Maka dari KORMI dilakukan festival-festival dan eksibisi yang pada akhirnya dijadikan eksibisi untuk pertandingan boles se Jawa Barat maka akhirnya lebih memasyarakat lagi boles di Jawa Barat,” jelasnya. 

Apresiasi ini juga diberikan tak lain karena perhatian pemerintah terhadap potensi kesenian lokal yang ada di Kota Sukabumi. 

“Pada Silat Syawal ini kami memberikan penghargaan kepada empat lembaga tersebut sebagai motivasi dan prestasi buat mereka yang telah menemukan potensi lokal sehingga diangkat ke potensi internasional. Memang tugas-tugas mereka perlu diapresiasi dalam rangka memotivasi kinerja lembaga-lembaga khusunya yang ada di Kota Sukabumi,” pungkasnya.***

Sumber Artikel berjudul ” Silat Syawal Al Fath 2025: Membumikan Pencak Silat, Lestarikan Boles hingga Mendunia “, selengkapnya dengan link: https://mediapakuan.pikiran-rakyat.com/sukabumi-raya/pr-639236439/silat-syawal-al-fath-2025-membumikan-pencak-silat-lestarikan-boles-hingga-mendunia