
KORAN GALA – Olahraga tradisional main bola api menggunakan tangan atau Boles semakin digandrungi banyak kalangan.
Hal itu terlihat ketika Festival Boles 2025 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang diikuti lebih dari 1.000 orang pesilat, Jumat 25 Juli 2025.
Dalam festival tersebut sekaligus dilaksanakan pemecahan Rekor MURI Dunia atas Boles yang dimainkan oleh 1.000 pesilat.
Pesilat dari kalangan muda hingga dewasa terlihat melempar-lemparkan bola api yang terbuat dari batok kelapa secara tangkas.
Panasnya Boles seakan tak menyurutkan semangat para pesilat untuk memecahkan Rekor Muri.
Sebelum memegang bola api yang panas, para pesilat membalurkan tangan mereka menggunakan air ramuan herbal sebagai pencegahan agar tangan tak terluka.
Boles ternyata menarik perhatian warga yang menyaksikan. Warga di sekitar TMII pun tak segan untuk menjajal bermain kesenian ikon Kota Sukabumi ini.
Pemecahan Rekor Dunia MURI ini turut disaksikan langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
“Saya ucapkan selamat kepada Pak Kyai Fajar Laksana sebagai guru besar di Pondok Pesantren Al Fath dan Paguron Sang Maung Bodas dan Museum Prabu Siliwangi atas inisiatif untuk menyelenggarakan festival budaya Boles yang juga mencatatkan rekor MURI 1.000 orang permainan boles oleh para pencak silat dari Sukabumi dan sekitarnya,” ujar Fadli Zon, Jumat 25 Juli 2025.
Fadli pun mengakui bahwa Boles saat ini telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI). Hal ini menurutnya semakin menegaskan kemajuan kebudayaan Indonesia di mata dunia.
Sebab, Boles bukan hanya sekadar permainan tradisional, namun juga memiliki makna filosofis tinggi.
“Bola Leungeun Seneu bola panas yang dipegang oleh kita dan menjadi permainan. Ini adalah permainan tradisional dan permainan tradisional ini merupakan salah satu objek kemajuan kebudayaan. Jadi sekali lagi selamat rekor murinya Mudah-mudahan semakin banyak generasi muda yang mengenal salah satu warisan budaya,” tuturnya.
“Bola Leungeun Seuneu merupakan pertunjukan atraktif, dan warisan budaya yang memiliki filosofi mendalam dan layak dijadikan ikon wisata budaya,” lanjutnya.
Boles saat ini sudah dimainkan di beberapa negara oleh pesilat dari PS Sang Maung Bodas seperti di Turki dan Malaysia.
Untuk mengajukan Boles sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) tingkat dunia di UNESCO, menurut Fadli merupakan suatu hal yang mungkin bisa dilakukan.
Sebab, Boles merupakan ekspresi budaya yang unik dan otentik milik Indonesia.
“Ini perlu kita kajian mungkin saja nanti melalui extension namanya, kalau ada dari negara lain yang juga mengajukan yang sama atau sudah mengajukan nanti kita lihat,” katanya.
“Tapi rasanya ini sesuatu yang unik yang asli Indonesia nanti kita perlu tentu saja kajian terhadap itu. Karena kalau ini bisa menjadi sebuah pertandingan olahraga yang baru dan ternyata ini udah peminatnya banyak, nah itu mungkin saja,” imbuhnya.
Pencipta olahraga tradisional Boles KH Fajar Laksana mengungkapkan, rasa syukurnya atas Rekor Dunia MURI yang telah dilaksanakan. Butuh persiapan dua bulan lebih agar pemecahan rekor ini bisa berjalan lancar.
“Persiapan itu sekitar dua bulanan supaya para pesilat bisa kompak bermain Boles. 1.000 pesilat kita itu terbanyak berasal dari Sukabumi tetapi ada juga dari Bogor, DKI Jakarta, Banten, Depok, Tangerang Selatan,” ujarnya.
Pengukuhan sebagai Rekor Dunia MURI menurutnya karena Boles merupakan kesenian yang otentik dan tidak dimiliki oleh negara lain. Dia berharap, kesenian ini dapat terus berkembang dan semakin banyak diminati masyarakat.
Makna Filosofis Boles
Di sisi lain, Boles memiliki makna filosofis yang menggambarkan bola api yang panas sebagai perwujudan hawa nafsu, harus bisa dikendalikan oleh manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna.
“Jadi Boles itu menggambarkan hawa nafsu yang harus dikendalikan. Kemudian saat bolanya itu dimasukkan ke dalam keranjang gawang bermakna ketika hawa nafsu berhasil dikendalikan maka manusia dapat mencapai tujuannya dalam hidup,” lanjutnya.
Perkembangan Boles hingga bisa diminati masyarakat menurutnya tidaklah mudah. Dia telah menciptakan kesenian ini pada 2010 yang diadaptasi dari permainan serupa pada abad 13-14 Masehi di masa Kerajaan Pajajaran.
“Boles itu sejak 2010 kita kembangkan berarti sudah hampir lebih dari 15 tahun kita mempromosikan mempersiapkan mengenalkan sampai ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia dan sekarang tercatat rekor dunia MURI perjalanan yang sangat panjang,” jelasnya.
Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Nasution mengapresiasi kesenian Boles yang telah berhasil masuk dalam daftar Rekor Dunia MURI. Dia pun mengungkapkan rasa bangganya karena Boles merupakan kesenian khas Kota Sukabumi.
“Alhamdulillah, saya bersama Menteri Kebudayaan menyaksikan langsung pemecahan rekor MURI Dunia, Boles dari Kota Sukabumi. Insyaallah, ke depan Kota Sukabumi siap bersinergi dengan Kementerian Kebudayaan untuk merawat dan melestarikan tradisi seperti ini,” jelasnya.***
1.Boles Asal Kota Sukabumi Pecahkan Rekor MURI Dunia, 1.000 Pesilat Mainkan Lempar Bola Api https://mediapakuan.pikiran-rakyat.com/sukabumi-raya/pr-639525372/boles-asal-kota-sukabumi-pecahkan-rekor-muri-dunia-1000-pesilat-mainkan-lempar-bola-api
2.Bola Leungeun Seuneu Asal Sukabumi Pecahkan Rekor MURI Dunia https://www.ribaknews26.com/bola-leungeun-seuneu-asal-sukabumi-pecahkan-rekor-muri-dunia/
3.Olahraga Khas Sukabumi Sukses Pecahkan Rekor Dunia MURIhttps://wartain.com/olahraga-khas-sukabumi-sukses-pecahkan-rekor-dunia-muri/
4.Permainan Bola Api ‘Boles’ Sukabumi Pecahkan Rekor MURIhttps://dtk.id/N90M5X
5.Festival Boles di TMII, Jakarta, menyatukan 1.000 pesilat dalam atraksi bola api yang memecahkan rekor dunia. Boles, warisan budaya Indonesia, sarat makna.https://www.detik.com/jabar/budaya/d-8031703/permainan-bola-api-boles-sukabumi-pecahkan-rekor-muri
6.Boles Asal Kota Sukabumi Pecahkan Rekor MURI Dunia, 1.000 Pesilat Atraksi Lempar Bola Apihttps://sukabumiku.id/boles-asal-kota-sukabumi-pecahkan-rekor-muri-dunia-1-000-pesilat-atraksi-lempar-bola-api/